Harapan Dan Amorfati
Sudah terlalu lama bermonolog hingga lupa tak pernah diprolog namun sudah tiba epilog, akankah epilog ini berakhir dengan asmaraloka yang amerta ataukah hanya menjadi enigma? Entahlah...
Hhhhhh, bella menghembuskan napasnya kasar Sambil menikmati sunset yang begitu artistik namun perlahan mulai menghilang sehingga membuat detak jantungnya bertambah cepat. Ia mulai merasakan waktu yang berlalu begitu cepat. Baginya menyukai orang yang sama selama tiga tahun adalah hal yang mudah namun sulit jika harus berpisah dengannya. Yah, , tak terasa satu bulan sudah berlalu dan minggu depan adalah benar-benar akhir dari seluruh kisah Bella di SMAK Frateran maumere. Minggu depan adalah pengumuman kelulusan di SMAK Frateran Maumere. Bayangannya selalu tertuju pada sosok pria yang sulit baginya untuk di tebak. Apakah dia Juga menyukaiku? ÂPertanyaan itu selalu muncul setiap kali bella bertemu dengannya karena caranya menatap bella terlihat berbeda bahkan bella kadang merasa diperhatikan olehnya secara diam-diam. Pria tersebut adalah vano anak yg terkenal sangat tampan di sekolah tersebut namun sayangnya ia sangat cuek dengan orang-orang sekitar. Bella mulai merasa muak dengan semua pikiran bodoh yang sedari tadi mengahntuinya ia pun beranjak pergi dari tempat itu ketika menyadari senja telah menghilang.
Bulan lalu......
woy, beliin gue sprite dong, gue malas ngantri ni, kata vano kepada Bella sambil memberikan sejumlah uang kepadanya. Tiba-tiba bella merasa gugup, denyut jantungnya terasa bertambah cepat. Bella sebenarnya menolak karena ia harus belajar untuk ujian mata pelajaran berikutnya namun karena rasa gugupnya yang kini menguasainya sehingga membuat ia secara refleks berkata, i.i..iyaa Bella pun mendapat tatapan tajam dari teman-teman lain yang sudah dari tadi namun Bella berusaha untuk menghiraukan mereka. Setelah membelikan minuman Vano, ia pun langsung menuju ke salah satu meja kantin tempat di mana Vano menunggu minumannya. Dengan rasa gugup ia memberikan minuman tersebut, nih, minuman lo. Vano melihat minumannya lalu menatap kembali ke wajah Bella dan tersenyum tipis. kaki Bella meronta-ronta ingin cepat pergi dari tempat itu namun tiba-tiba Ryan menghadang Bella ketika Bella hendak berbalik. Hal itu membuat Bella terkejut. Tanpa rasa bersalah Ryan berkata, mana uang kembaliannya? dengan perasaan sedikit malu Bella memberikan uang kembalian vano kepada Ryan. Nih,sorry lupa, Ucap Bella. iya gapapa kok. makasih, ya. Btw nama lo siapa? tanya Ryan kepada Bella. Gue Bella. Jawab Bella sedikit canggung. Bella pun pergi dari tempat itu dengan terburu-buru. Cantik juga yah, no. ucap Ryan sambil melihat Vano ketika Bella sudah jauh pergi. biasa aja, Jawab Vano jutek, namun terbaca sepertinya Vano menyembunyikan sesuatu. Ya, Ryan adalah satu-satunya teman akrab dari Vano. Vano hanya memiliki satu teman karena baginya teman adalah sebuah bayangan. Mereka akan mengikutimu saat cerah namun meninggalkanmu saat gelap. Namun Ryan bukan lagi teman bagi Vano melainkan saudara baginya. Ryan dan Vano berteman sejak kecil jadi tidak salah jika Vano menganggapnya sebagai saudara. Walau terkadang Vano terkesan cuek dengan Ryan namun Ryan tidak hentinya mengganggu dan menjaili Vano. Sepertinya sudah bisa ditebak bahwa Ryan adalah orang yg ceria.
Aaaaaa..!!!! Keyy!! teriak Bella kegirangan ketika masuk ke dalam ruang kelas hingga membuat keynara sahabatnya dan teman-teman sekelasnya pun kaget. apaan sih!! Lo kenapa?! Gue kaget tau, Bel! lo tau gak!! Crush gue..! Crush gue, key! Bella berkata dengan sedikit melompat-lompat, wajahnya juga ikut memerah. Dengan rasa kepo keynara yg sudah memuncak ia berkata, iya, crush lo kenapa Bel?! Bella pun menceritakan kepada key semua kejadian di Kantin. Hah?! Benaran?! Aduhh gue juga ikut seneng dehh... Akhirnya sahabat gue bahagia juga. ucap key sambil tersenyum bahagia ke arah Bella.
Sekolah sudah sepi namun Bella masih duduk di bangku depan loby. key kok lama banget sih...,Âkata Bella yang sedari tadi menunggu key. Tiba-tiba HP Bella berdering. ya, itu adalah key. Ia ingin mengatakan kepada Bella agar pulang terlebih dahulu karena ia masih lama. Dengan sedikit kesal Bella pun pergi dari tempat itu. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Vano berjalan di depannya, ia pun langsung memperlambat langkah kakinya agar tidak berjalan di depan Vano karena ia merasa malu. Sambil memperhatikan Vano dari belakang Bella berkata dalam hatinya, duhh ganteng banget crush gue, andai gue bisa jalan di sampingnya.. Kalau dia sama gue pacaran pasti cocok ya, soalnya dia tinggi gue pendek. Aaaa!! Sosweet... Vano yang merasa di perhatikan pun langsung menoleh ke belakang. Ia mendapati Bella yang sedang tersenyum melihatnya. Ia langsung memalingkan wajah cueknya itu. Bella pun terkejut dan salah tingkah. Ia langsung pergi terburu-buru ke tempat parkir dan meninggalkan Vano yang sepertinya memperhatikannya. Namun Bella tidak mengetahui ekspresi apa yang ada di wajah Vano saat itu karena Bella hanya melihat sepintas. Vano memang cuek namun tidak bagi Bella. Karena Ia selalu merasa diperhatikan oleh Vano. Hal ini membuat dia yakin bahwa Vano menyukainya.
selamat siang, ma.. ucap Bella sambil mencium tangan ibunya ketika sampai di rumah. Siang juga sayang.., kamu kok beda banget hari ini? tanya ibunya Bella yang melihat Bella sepertinya sangat senang hari ini. hah? Beda apanya, ma? Bella rasa biasa aja kok, ma..jawab Bella sedikit malu-malu. ciee... Anak mama malu-malu. Pasti ada sesuatu kan? ihhh, apaan sih maa..jangan ngada-ngada deh. Jawab Bella sambil menahan rasa malunya dan langsung menuju ke kamar. Ibu Bella yang melihat hal itu hanya tersenyum sambil sedikit menggelengkan kepalanya. Di dalam kamar, Bella kembali merenung, yahh besok ujian terakhir berarti besok hari terakhir gue bisa lihat Vano dong... mood Bella pun langsung berubah. Perasaannya campur aduk antara sedih, gelisah dan takut. Gimana kalo besok gue ungkapin aja yah perasaan gue ke Vano? ucap Bella kepada dirinya sendiri. Gue janji akan mencintaimu sampai lulus, Van...tapi jika sampai lulus kita gak jadian gue janji setelah itu kita gak akan pernah ketemu, .. lanjut Bella.
Bel, lo cari siapa sih? tanya key kepada Bella yang sedari tadi tidak tenang seperti sedang mencari seseorang. key.. Lo liat crush gue gak? Gue gak liat dia dari tadi nih.. Bahkan sampai pulang sekolah pun gue gak ketemu dia. Padahalkan hari ini hari terakhir gue bisa liat dia. Tanya Bella kepada Key berharap sahabatnya itu mengetahui keberadaan crushnya. sorry Bel, gue gak liat, Jawab keynara. Yahh.... sesal Bella. Mereka pun langsung menuju ke tempat parkir dan pulang ke rumah mereka masing-masing. Tanpa mereka sadari, sedari tadi Vano memperhatikan mereka dari dalam ruang kelasnya. Vano sepertinya menyukai Bella namun ia lebih memilih untuk memendam perasaannya tersebut karena ia rasa lebih baik memendam dari pada mengakuinya. Ternyata ia salah, karena lebih baik fakta yang menyakitkan dari pada fiksi yg menyenangkan (fiersa Besari).
Perpisahan...
Akhirnya saat yang paling tidak disukai Bella pun tiba, yah, saat-saat di mana pengumuman kelulusan. Semua peserta didik hari itu tampil sangat cantik dan tampan dengan balutan adat maumere. Para pria memakai lesu widin tilun, sembar, labu dan ragi, sedangkan wanita memakai dong, utan, alan legen, kalar dan labu. Semua peserta didik memperhatikan Bella ketika Bella masuk ke dalam aula termasuk Vano yang sepertinya terpesona dengan kecantikan Bella. Bel, lo cantik banget hari ini! ucap keynara kagum sambil menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya ketika Bella hendak duduk di sampingnya. heheeh... Mkasih, lo juga cantik banget hari ini,key, Âbalas Bella. Åmksih, Bel, ucap keynara yang di balaskan dengan senyuman oleh Bella. Sebelum acara di mulai Bella sedikit monoleh ke samping melihat Vano, ternyata Vano juga sedang melihatnya namun Vano langsung memalingkan wajahnya, sepertinya ia salah tingkah, bukan hanya Vano, ternyata Bella juga tersenyum malu menyadari hal itu. Acara pun di mulai berbagai macam tarian adat daerah maumere di tampilkan, salah satunya adalah hegong. Lenggak lenggok dari para penari berpadu dengan irama gong waning membuat acara saat itu semakin meriah. Kemeriahan acara malam itu tidak membuat Bella merasa senang, Ia merasakan malam itu adalah kebahagiaan terakhirnya. ia tak ingin malam itu berakhir namun sayang, waktu dan takdir tak berpihak padanya. Ya, seperti biasa acara bebas yaitu joget yang akan mengakhiri acara perpisahan malam itu. Semua peserta didik menikmati acara malam itu, kecuali Bella yang hanya duduk memperhatikan teman-temannya berjoget. Bel!! Sini joget bareng gue! teriak Keynara yang sedang joget. Ia terpaksa berteriak karena bunyi musik sangat besar sehingga kemungkinan Bella tidak akan mendengar jika Ia tidak berteriak. sorry key, gue nggak bisa joget teriak Bella. nggak apa-apa, nanti gue ajarin. Walaupun dipaksa oleh keynara namun Bella tetap menolak. Bella pun hanya memperhatikan sahabatnya joget sambil sedikit tersenyum karena baru kali ini ia melihat sahabatnya begitu heboh. Setelah sekian lama Bella larut dalam acara malam itu, ia pun langsung mencari Vano ketika menyadari Vano tidak berada di tempat itu. Ia mencari Vano di mana-mana namun tidak menemukannya. Tiba-tiba Bella bertemu dengan Ryan sahabatnya Vano. tanpa pikir panjang ia langsung bertanya kepada Ryan, lo liat Vano nggak? gue nggak liat, emangnya kenapa lo cariin Vano? Lo suka sama Vano ya... ucap Vano yang sepertinya sudah mengetahui kalau Bella menyukai Vano. i.hh apaan sihh, ucap Bella salah tingkah dan langsung pergi meninggalkan Ryan. Bella mencari Vano sampai di luar ruangan aula namun naasnya ia tetap tidak menemukan Vano. Ia pun mulai pasrah dan kembali masuk ke dalam ruang aula. Sambil duduk di kursi Ia terus mencari keberadaan Vano dengan matanya yang selalu menoleh ke kiri dan kanan. Tiba-tiba musik berhenti dan Vano muncul dari atas panggung. Mata semua orang dalam ruangan itu pun tertuju pada Vano termasuk Bella. Sambil memegang sebuah kertas Vano membacakan sebuah puisi berjudul aku ingin, yang diiringi dengan instrumen musik sehingga membuat makna puisi itu semakin mendalam.
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
karya Sapardi Djoko Damono
Sambil membacakan puisi, Vano tak hentinya memandang Bella. Bella pun hanya mengukir senyuman di wajahnya yang sepertinya sudah mengetahui arti dari puisi yang di bacakan oleh Vano.
SELESAI