Artikel / Pendidikan

DUA SRIKANDI SMATER WAKILI NTT DALAM AJANG SCHULERCAMP DI YOGYAKARTA

  • Romilindo Hilfison
  • August 21, 2024
  • 206
DUA SRIKANDI SMATER WAKILI NTT DALAM AJANG SCHULERCAMP DI YOGYAKARTA

DUA SRIKANDI SMATER WAKILI NTT DALAM AJANG SCHULERCAMP DI YOGYAKRTA


SMATER.COM-Schulercamp adalah camping anak sekolah yang diselenggarakan oleh lembaga Goethe Institut Indonesia yang bekerja sama dengan pemerintah Federasi Jerman dalam rangka memperluas jaringan generasi muda sebagai agent of changing terkait lingkungan dan dampaknya secara luas. Kegiatan ini diadakan bagi sekolah mitra PASCH di Indonesia. Setiap sekolah PASCH mengutus dua pesertanya. Kegiatan ini berpusat di Yogyakarta  dan berbasis bahasa Indonesia dan bahasa Jerman, yang diikuti oleh 58 orang peserta yang berasal dari berbagai daerah, yaitu Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi, NTT, NTB, Bali, Maluku, hingga Papua. Kegiatan ini berlangsung dari Senin, 29 Juli 2024 hingga Kamis, 1 Agustus 2024.

 

Di Propinsi Nusa TenggaraTimur (NTT) hanya SMA Katolik Frateran Maumere yang terpilih sebagai sekolah PASCH  ( Sekolah Mitra Menuju Masa Depan) di Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu. Tentunya SMATER punya kriteria tersendiri (pengembangan Bahasa Jerman yang bagus) sehingga masuk dalam barisan sekolah PASCH di Indonesia. Karena menjadi sekolah yang istimewah ini maka SMATER selalu mendapat tawaran dengan program-programnya yang brialin, salah satunya adalah kegiatan camping peserta didik (schulercamp). SMATER mengutus dua peserta didik terbaiknya, yang juga memilih kelas extension Bahasa Jerman yakni Jessika Almeida Sasmita (jesika, peserta didik kelas XII) dan Yosefa Maria Ernestin Leyn ( Yora, peserta didik kelas XI).

 

Ketika dihubungi humas sekolah tentang program ini, Florentiuns Minarta Nua, S.Pd.,M.M selaku Kepala sekolah sangat mendukung penuh karena ini adalah salah satu brand SMATER. Baginya peserta didik dapat menambah wawasan dan dapat mengubah mindset. Selanjutnya Beliau mengafirmasi bahwa di jaman serba canggih ini, pendidikan tidak hanya melulu diperoleh di ruang-ruang kelas tetapi bisa dari pelbagai macam pengalaman hidup, seperti kegiatan camping ini.  Sedangkan menurut Minzsenti Arnoldus, Guru senior Bahasa Jerman sekaligus koordinator program ini mengatakan bahwa kegiatan Schulercamp ini adalah kegiatan yang penting di mana seluruh peserta didik dari sekolah PASCH berkumpul , berkolaborasi dalam berbagai kegiatan , juga melatih mental serta daya kompetisi di sana.   

 

 

 

Mengenai proses perjalanan  dan keseluruhan kegiatan Schulercamp ini, Yora, demikian sapaan akrabnya bercerita dengan bangga hati dan terperinci.

 

" Kami tiba di Jogja pada hari  Minggu, 28 Juli 2024, sekitar pukul 14.30 WIB di Stasiun Kereta Yogyakarta dan dijemput oleh panitia. Lalu kami diantar ke penginapan kami, di hotel Ibis Adisucipto. Pukul 18.30 WIB kami berkumpul di pool lantai 8 hotel Ibis untuk mengikuti briefing singkat dan pembagian merchandise selama kegiatan berlangsung. Panitia penyelenggara menjamin seluruh kegiatan kami dengan menyediakan berbagai fasilitas, baik transportasi, penginapan hingga konsumsi. Pada hari Senin, 29 Juli 2024, kami diarahkan untuk berjalan dalam kelompok berjumlah 13 orang ke salah satu tempat kegiatan kami, yaitu SMA Kolese De Britto. SMA Kolese De Britto dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari penginapan kami. Di situ, kami mengikuti les bahasa Jerman tentang Umwelt (lingkungan) dari pukul 08.30 - 09.30. Setelah selesai les, kami menuju ke Monumen Antroposen. Di sana, kami diberi materi terkait Antroposen dan juga sejarah masa Antroposen yang dibawakan oleh Franzizka Fennert, kurator Monumen Antroposen. Setelah itu kami diperlihatkan proses pembuatan bata dari residu plastik yang digunakan untuk membangun Monumen Antroposen. Selanjutnya pada hari Selasa, 30 Juli 2024, kegiatanya  tidak jauh berbeda dari hari pertama, yang diawali dengan sarapan dan les di SMA Kolese De Britto. Tempat tujuan kami di hari kedua adalah Situs Museum Pleret, yang memajangkan peninggalan Keraton Pleret Yogyakarta. Situs yang kami kunjungi adalah Makam Ratu Malang, Situs Mesjid Kauman, Sumur Gumuling dan temuan dari hasil ekskavasi. Kemudian di hari ketiga, Rabu, 31 Juli 2024, kami kembali ke Monumen Antroposen untuk mempelajari tentang pengolahan dan pemilahan sampah, bersama Bule Sampah (Benedikt Wermter) sebagai narasumber. Setelah itu, kami melakukan pemilahan sampah untuk secara langsung di TPA Piyungan, kemudian diantarkan ke Bank Sampah Gemah Ripah Bantul. Lalu pada hari keempat  Kamis, 1 Agustus 2024, merupakan hari puncak. Kami memulai kegiatan di. Tujuan kami di hari puncak sekaligus hari terakhir ini adalah Pantai Parangkusumo. Kami mengikuti workshop pembuatan sabun dari minyak bekas dan perubahan iklim, yang diakhiri dengan kuis. Selain itu, ada juga penyematan pin dan selempang " Sampassador"  Sebagai duta sampah, yang disematkan oleh Duta Besar Jerman Ina Lepel dan Direktur Goethe Institut Indonesia yang baru Constanze Michel. Setelah selesai dari pantai Parangkusumo, kami melanjutkan agenda berikut, yaitu acara penutupan Schulercamp. Dalam acara penutupan ada pembacaan komitmen yang dibuat oleh perwakilan peserta schulercamp dan nantinya akan dijalankan dalam program sekolah. Akhirnya, pada tanggal 2 Agustus 2024, seluruh peserta kegiatan schulercamp check out dari hotel dan kembali ke tempat asalnya," tutur Yora dengan rasa puas.

 

Tentang kegiatan ini, Yora dan Jessika mempunyai kesan dan harapan tersendiri. Ketika ditemui terpisah, Jessika, demikian sapaan akrabnya menceritakan tentang kesan dari keseluruhan kegiatan yang mereka jalani.

" Kegiatan selama empat hari di Yogyakarta sangat berkesan, karena seluruh peserta yang hadir dari hampir dari seluruh wilayah di Indonesia. Mereka hadir untuk bersama-sama mempelajari hal baru tentang lingkungan. Kegiatan ini menyatukan kami yang berbeda dalam tujuan yang sama, yaitu memperbaiki lingkungan dari masalah sampah plastik. Melalui kegiatan Schulercamp ini, kami sebagai Sampassador atau duta sampah diharapkan mampu menerapkan dan mengedukasi masyarakat secara luas tentang ekonomi sirkular dan pencegahan perilaku konsumtif.  Dengan demikian misi PASCH untuk membuat perubahan dan mengatasi tantangan secara global terwujud dalam aksi nyata kami di wilayah kami masing-masing, khususnya di NTT, apalagi kami adalah pasangan satu-satunya,"  ceritanya dengan bangga.